Diskusi atau edukasi terkait kesehatan seksual dan reproduksi seringkali dianggap tabu atau tidak pantas.
dr Namun, Sandeep Nanwani MMSc dari United Nations Population Fund (UNFPA) mengatakan memang banyak kesalahpahaman tentang pendidikan seks dan kesehatan reproduksi yang harus dipahami oleh semua orang, bukan hanya komunitas medis.
Hal tersebut disampaikan Sadeep dalam diskusi online Webinar 1: Mari Bicara Seks dalam rangkaian #HarusDiskusikan Reproduksi
, Jumat (20/11/2020).
Baca juga: Pendidikan Seks Bisa Dilakukan Sejak Usia 2 Tahun, Bagaimana?
Sebagai catatan, Reproduction by a Thousand Goals adalah komunitas Australia-Indonesia yang menjadi wadah Pendidikan Kesehatan Seksual dan Reproduksi (Kespro) untuk Indonesia.
Berdasarkan catatan BKKBN (2014) dan Survei Demografi dan Kesehatan (Program DHS -2017), 94 persen pria tidak tahu harus mencari informasi atau diskusi tentang Kespro kemana.
Selain itu, data kesehatan seksual dan reproduksi menunjukkan bahwa 14,87 persen melaporkan kegagalan memenuhi kebutuhan kontrasepsi, 12 persen melaporkan kelahiran yang tidak diinginkan atau prematur, dan sebanyak 53 persen masyarakat tidak diberikan informasi tentang HIV/AIDS di sekolah menengah.
Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan ke dalam email Anda.
email pendaftaran
Persepsi terkait kesehatan reproduksi
Secara umum, banyak hal yang membuat pembelajaran atau pemberian materi tentang Kespro tabu atau tidak layak untuk dibahas. Berikut ini termasuk:
- Pendidikan seks mengajarkan seks
- Pendidikan seks tidak berguna dan merugikan kaum muda
- Seks bebas akan meningkat jika diberikan pendidikan seks
Masalah utama yang melatarbelakangi banyaknya polemik seputar persepsi Kespro adalah penyalahgunaan materi seksual dan reproduksi yang berujung pada seks bebas oleh remaja dan anak muda.
Namun, pemuda dan pemuda sebenarnya memainkan peran yang sangat penting dalam mengoreksi kesalahpahaman tersebut.
Baca Juga: Akan Ada Saatnya Seks Usang Untuk Melahirkan, Bayi Dibuat di Lab
Peran pemuda dan pemuda dalam mengungkapkan pentingnya pendidikan atau edukasi tentang kesehatan reproduksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Memahami advokasi
Dalam hal advokasi, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi merupakan hak yang diatur secara hukum oleh semua warga negara.
Itu adalah Pasal 72 Kode Kesehatan yang berbunyi; Setiap orang berhak memperoleh informasi, pendidikan, dan nasihat yang akurat dan wajar terkait kesehatan reproduksi.
“Di sini, bukan hanya pasangan yang sudah menikah, tapi semua orang berhak datang [mendapat edukasi tentang kesehatan reproduksi],” kata Dr Sandeep Nanwani MMSc dari United Nations Population Fund (UNFPA).
UU Pasal 12 No. (2) Penyelenggaraan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi juga mengatur materi apa saja yang harus disampaikan kepada publik.
Seperti perilaku seksual yang sehat dan aman, keluarga berencana, sistem reproduksi, fungsi dan proses hingga perilaku berisiko lainnya atau kondisi kesehatan lain yang mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Selain itu, pemberian materi komunikasi, informasi, dan pendidikan tidak hanya diberikan melalui proses pendidikan formal (sekolah), tetapi juga melalui proses pendidikan nonformal, serta kegiatan pemberdayaan remaja sebagai pendidik sebaya atau konselor sebaya.
Baca juga: Dua Garis Biru, Bagaimana Cara Mengenalkan Pendidikan Seks pada Anak?
- Hilangkan stigma dan mitos
Bergotong royong mendobrak pintu stigma dan mitos seputar kesalahan dalam pendidikan kesehatan reproduksi juga bisa dilakukan oleh remaja dan kaum muda.
“Yang kita bahas di sini (kesehatan reproduksi/Kespro) sudah dilindungi undang-undang dan tidak perlu lagi tabu,” kata Sandeep.
Stigma dan mitos seputar kesehatan seksual dan reproduksi juga akan terhapus seiring perbincangan dan perbincangan tentangnya perlahan mulai terbuka.
Selain itu, normalisasi percakapan dan diskusi tentang kesehatan seksual dan reproduksi akan memberikan wawasan dan pendidikan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan, apa yang penting dan baik untuk dilakukan, apa yang tidak baik untuk dilakukan, dan dampak negatif dari tindakan salah yang berkaitan dengan seksualitas menghambat. .
LIHAT JUGA :
indonesiahm2021.id
unesa.id
unimedia.ac.id
politeknikimigrasi.ac.id
stikessarimulia.ac.id
ptsemenkupang.co.id